Jumat, 11 November 2016

PENGERTIAN SILINDER BLOG MESIN DAN JENISNYA


Silinder blok mesin merupakan komponen utama pada kendaraan. Silinder blok adalah rumah bagi piston, karena hal itulah maka silinder blok terbuat dari besi tuang atau alumunium agar kuat. Silindr blok pada mesin adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai juga oleh siswa yang mana biasanya materi yang diujikan di silinder blok ini adalah overhoul, nah Guru Otomotif akan membahas dulu apa itu silinder blok dan bagaimana konstruksinya sebelum membahas overhoul.

 Di dalam silinder blok ada beberapa komponen kendaraan seperti piston, mantel air atau water jacker yang berfungsi untuk tempat sirkulasi air pendingin agar menjaga temperatur pada silinder, dan terdapat poros engkol yang terpasang di bawah mantel air.
Konstruksi Blok Silinder
Blok silinder mempunyai konstruksi yang dibuat sedemikian rupa agar memenuhi syarat sebagai berikut:
  • Kaku, pembebanan tekannya tidak boleh mengakibatkan perubahan elastisitas pada bentuknya
  • Konstruksi blok silinder harus mendapat pendinginan yang rata
  • Ringan dan juga kuat
  • Pemuaian panas harus sesuai dengan bagian yang terpasang di blok, misalnya pada poros engkol, kepala silinder
  • Memiliki sifat luncur yang baik di permukaan luncurnya dan tahan terhadap aus
  • Tidak boleh mengalami perubahan bentuk karena pemakaian atau jangka waktu yang lama
  • Kuat terhadap tekanan tinggi
  • Mudah di overhoul ataupun diganti

Jenis Bentuk Blok Silinder

Blok silinder memiliki bentuk dan konstruksi yang bermacam-macam, kita dapat membedakan blok silinder berdasarkan pada jumlah silinder, susunan silinder, susunan katup, letak poros cam atau camshaft, jenis pendinginan, tempat dudukan motor dan bahan atau cara pembuatannya.
Silinder Linier

Pada jenis silinder linier ini memiliki bentuk yang linier sesuai dengan namanya, bagian dalam pada sillinder ini menjadi tempat geraknya piston. Pada silinder linier ini ada beberapa jenis yaitu:

Silinder Linier Jenis Menyatu


Pada jenis silinder linier menyata ini lubang boring sebagai silinder atau menyatu dengan blok. Ciri-ciri dari silinder linier jenis menyatu ini adalah sebagai berikut: konstruksi yang kuat dan juga sederhana, bahan yang sama untuk blok dan silinder dan juga paling umum dipakai pada mobil.
Silinder Linier Jenis Tabung Kering


Tabung silinder kering ini mempunyai bahan yang berbeda dan disatukan juga dengan proses pengepresan, tidak bersinggungan langsung dengan air pendingin (kering). Jenis tabung silinder kering ini mempunyai ciri-ciri khusus diantaranya adalah
  • Bahan yang digunakan mempunyai sifat luncur yang baik dan tahan terhadap panas
  • Blok silinder dapat dibuat dari bahan logam
  • Tabung silinder yang aus dapat diganti namun penggantian tersebut memerlukan alat yang khusus
  • Silinder linier jenis tabung kering sering dipakai pada mesin sepeda motor atau motor diesel kecil.


Silinder Linier Jenis Tabung Basah

Tabung silinder basah mempunyai sifat-sifat berikut ini
  • Bahan tabung harus memiliki sifat luncur yang baik dan tahan terhadap aus yang optimal
  • Blok silinder dapat dibuat dari logam ringan
  • Pendinginan lebih merata, karena tabung silinder bersinggungan dengan air pendingin
  • Tabung silinder bisa diganti dengan cepat dan juga mudah tapi harus diperhatikan letak pemasangannya



Silinder linier basah jenis berdiri mempunyai kelemahan dalam pemuaian panas yang berbeda antara tabung dengan blok, hal ini membuat tekanan pengepresan paking berubah, sehingga ada kebocoran pada ruang bakar.

Sementara itu untuk silinder linier basah jenis menggantung juga mempunyai kelemahan pada pemuaian panas yang berbeda antara tabung dengan blok, namun posisi ring karet yang bisa berubah menyebabkan kebocoran air pendingin melalui lubang pelepas (masuk ke ruang engkol).

TIPE - TIPE MESIN MOBIL


 
Dikenal sebagai external combustion (E.C.) karena mesin dengan tipe seperti ini memang melakukan proses kombusi atau pengapian diluar box mesin.

Mesin jenis ini memanfaatkan hawa panas dari sisa pembakaran untuk mengkonversi air atau cairan-cairan lainnya untuk menjadi uap. Lalu, uap tersebut akan dimanfaatkan dalam bentuk tekanan tinggi yang kemudian disalurkan dalam bentuk tenaga pemutar turbin.

Mesin ini sebenarnya bersifat sangat fleksible karena ia bisa menggodog berbagai benda mulai padat, cair atau gas untuk menjadi tenaga. Contoh penggunaan E.C. bisa ditemukan pada dapur pacu lokomotif kereta api, kapal api, atau pun turbin pembangkit tenaga listrik.

Dengan menggunakan mesin berkombusi luar seperti ini, ada banyak benefit yang bisa diambil, diantaranya:

1. Pada umumnya, mesin ini mampu memproduksi torsi berlimpah.
2. Karena sistem kombusinya di luar, maka bahan bakar yang dipakai pun bisa bermacam-macam, dan dengan berbagai alternatif mulai dari padat cair, maupun gas, ia dipercaya sanggup menekan biaya operasional.
3. Secara keseluruhan, pemakaian dan pengoperasiaanya lebih fleksibel ketimbang mesin kombusi internal.



 
Berkebalikan dengan sistem mesin berkombusi eksternal (E.C.), internal combustion mengusung konsep pembakaran di dalam silinder mesin. Pola pemanfaatan tenaganya sebenarnya hampir serupa dengan E.C. karena mesin ini menggunakan suhu bertekanan tinggi dari hasil kombusi di dalam silinder menjadi power untuk menggerakkan piston (sebuah perangkat yang bergerak bebas di dalam silinder dan berguna untuk menyalurkan kekuatan ke crack shaft dengan bantuan connecting rod), yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan.

Berbeda dengan E.C yang mau memakan berbagai tipe bahan bakar, I.C. hanya bisa bekerja dengan bahan bakar gas atau cair yang mudah mengupa serta terbakar seperti bensin dan solar. Tipe mesin seperti ini dipakai oleh kendaraan-kendaraan modern atau industri.

Dengan megadopsi kemampuan pembakaran I.C., sebenarnya ada banyak benefit yang bisa dipanen seperti:

1. Kombusi di dalam mesin terhitung lebih ramah dan hemat ketimbang E.C.
2. Berbeda dengan E.C, konfigurasi mesin I.C. justru lebih simpel dan tidak banyak memakan tempat. Itulah mengapa mobil-mobil modern terlihat lebih rapi dan dengan mesin lebih kecil tapi tenaganya justru makin nendang.
3. Selain hemat tempat, proses instalasi I.C. jauh lebih murah ketimbang E.C.
4. Ketika berada pada suhu dingin, kemampuan start I.C. jauh lebih mudah dinyalakan dari pada E.C.. Hal itu disebabkan oleh penggunaan bahan bakar gas atau cair yang sangat mudah menguap dan terbakar.



 
Mesin I.C banyak sekali digunakan untuk kebutuhan otomotif baik mobil, maupun motor. Dari satu kategori ini saja, ia masih dibagi lagi menjadi berbagai macam jenis, mulai dari langkah, stroke, desain, bahan bakarn, pengapian, silinder, posisi silinder hngga proses intake.

Tipe pertama yakni jenis mesin berdasarkan stroke yang dibagi menjadi dua:

1. Mesin dua langkah (two stroke atau 2 tak)
Jika Anda mengenal seri-seri motor lawas bertenaga besar seperti F1ZR, Yamaha RX King atau Bravo maka Anda sudah pernah mengalami ketika motor-motor dua tak tersebut sempat berjaya.

Di dalam mesin dua langkah, piston bergerak naik-turun dalam satu waktu di dalam silinder dan crankshaft menyelesaikan satu revolusi secara bersamaan setiap kali pembakaran. Tipe mesin seperti ini banyak menghasilkan torsi sehingga sehingga mesin lebih cepat nendang meski di putaran bawah dibandingkan dengan mesin 4-langkah.

2. Mesin empat langkah (four stroke atau 4-tak)
Perkembangan teknologi permesinan kemudian terus maju dan lahirlah mesin 4-tak. Ciri-ciri mesin ini yakni, setiap kali pembakaran, piston bergerak naik dan turun di dalam silinder sebanyak dua kali dan crankshaft membutuhkan dua kali revolusi di saat bersamaan. Tipikal mesin seperti ini memiliki tenaga yang besar dan daya tahan yang lebih bagus ketimbang dua tak. Nah, ini mesin yang kini dipakai oleh kendaraan-kendaraan besar seperti mobil maupun truk. 



 
1. Reciprocating engine (piston engine)

Mesin tipe ini mengendalkan pergerakan maju mundur atau naik-turun piston (sebuah device yang mampu bergerak bebas di dalam silinder) sehingga menghasilkan tekanan. Dari tekanan yang menghantam kabut bahan bakar, maka terbentuklah pembakaran atau kombusi.

Jadi seluruh komponen pengapian akan sepenuhnya mengandalkan gerak piston di dalam silinder. Lalu gerakan tersebut akan dikonversi menjadi rotary dengan menggunakan crank shaft. Jadi crank shaft inilah yang kemudian berotasi menyalurkan tenaga ke rantai sehingga kendaraan mampu berjalan (untuk sepeda motor) atau rangkaian gear untuk mobil. Proses ini dinilai lebih efisien sehingga banyak dipakai oleh hampir seluruh kendaraan masa kini.

2. Rotary Engine (wangkel engine)
Mungkin Anda mengenal mobil Mazda RX-8? Ya, mobil inilah yang dulu memakai mesin yang tidak biasa dipakai oleh kebanyak pabrikan otomotif di seluruh dunia ini.

Sama seperti namanya, cara kerja rotary wangkel mengandalkan sebuah rotor yang bekerja bebas dengan mode rotasi. Daya tekan rotor tersebut diambil dari pembakaran bahan bakar sehingga part tersebut akan berotasi, dan kemudian dikonversi menjadi energi untuk menggerakan roda mobil. Mesin unik dan dikenal memiliki tenaga super besar ini dikembangkan pada tahun 1957 oleh Wankel dan kemudian dipergunakan oleh Mazda RX-8.

Meski terbilang sangat impresif dan banyak dipakai untuk keperluan sport, mesin ini akhirnya tidak bisa dipakai untuk keseharian dan akhirnya dilumpuhkan karena alasan emisi yang terlampau besar. Terang saja hal itu terjadi karena mesin rotary membutuhkan pasokan oli dan bahan bakar cukup banyak karena gas buangnya yang juga mengepul. 


1. Mesin Diesel
Mesin tipe ini menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. Karena tenaganya yang besar, kebanyakan mobil-mobil angkutan memakai tipe mesin ini. Akan tetapi, mobil-mobil pribadi pun sudah memanfaatkannya seperti Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Kijang atau pun Isuzu yang kerap dikenal dengan sebutan "rajanya diesel".

2. Mesin Bensin
Mesin tipe ini merupakan yang banyak dipakai oleh kendaraan-kendaraan saat ini, termasuk mobil penumpang. Dengan pembakaran yang lebih mudah dan pilihan bermacam-macam oktan, mulai mobil murah, luxury car hingga mobil sport pun sudah memanfaatkan bensin sebagai bahan bakarnya.

3. Mesin Barbahan Bakar Gas
Mesin ini menggunakan CNG atau LPG sebagai bahan bakarnya. Di Indonesia memang belum begitu banyak kendaraan yang memakai bahan bakar ini. Sempat adanya mesin yang dikonversi bahan bakarnya dari bensin menjadi gas beberapa waktu lalu, kini gaungnya pun telah tiada.

4. Mesin Listrik
Di Indonesia, mesin listrik lebih banyak dipakai untuk sepeda motor. Namun, pengembanngannya tidaklah mati begitu saja. Hanya saja, kendala regulasi sering menjadi masalah seperti kasus mobil listri nasional yang sempat digarap oleh Ricky Elson hingga para punggawanya harus dijatuhi hukuman karena perkara korupsi yang hingga kini dianggap tidak jelas.

Padahal mesin listrik terbilang sangat ramah dan bersahabat terhadap lingkungan karena tidak adanya pembakaran minyak. Ia hanya mengandalakan tenaga listrik untuk dikonversi menjadi energi penggerak roda. 




 
1. In-line Engine
Mesin ini mengandalkan silinder dengan posisi sejajar satu baris. Mesin inilah yang dipakai oleh kebanyakan mobil yang beredar di pasaran saat ini.

2. V-Type Engine
Mesin dengan tipe mesin V menggunakan dua box silinder dengan bentuk layaknya huruf V. Setiap box silinder tersebut memiliki beberapa piston tergantung kebutuhan. Contoh mesin V6, itu artinya setiap box akan terisi 3 piston.

3. Opposed Cylinder engine
Seperti namanya, model box silinder ini dibentuk secara berlawanan dengan angle 180 derajat pada satu crankshaft.

4. W-type Engine
Mesin-mesin Bugatti merupakan salah satu mobil supercepat bahkan tercepat di dunia yang memakai tipe mesin ini.

Seperti namanya, ia dibentuk dengan format W dan membagi jumlah piston menjadi 3 bagian. Jadi, seandainay terdapat mesin W12, maka setipa box akan terisi oleh 4 silinder dan 4 piston.

5. Radial Engine
Mesin model ini memanfaatkan posisi piston yang tesebar secara memutar di sekitar crankshaft. Connecting rods pison kemudian disambungkan dengan master rod sehingga ketika satu piston bergerak, ia akan langsung terhubung dengan carnkshaft. 




  
1. Naturally aspirated
Mesin ini memanfaatkan intake udara ke silinder menggunakan tekanan atmosfer.

2. Supercharged engine
Supercharged bekerja mengandalakan kompresor untuk meningkatkan tekanan udara. Kompresor tersebut dikendalikan oleh crankshaft mesin.

3. Turbocharged
Tipe mesin ini menggunakan turbin kompresor untuk meningkatkan tekanan udara sekalgus meningkatkan kombusi internal sehingga lebih efisien.